REPRESENTASI
PENGETAHUAN
· Representasi
Pengetahuan (Knowledge Repre-sentation)
dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting masalah dan membuat infomasi
dapat diakses oleh prosedur pemecahan masalah.
·
Bahasa representasi
harus dapat membuat seorang programmer mampu mengekspresikan pengetahuan untuk
mendapatkan solusi suatu masalah.
·
Secara singkat Mylopoulos
dan Levesque mengklasifikasikan susunan atau pola represen-tasi menjadi empat
katagori :
1. Representasi Logika
Representasi
ini menggunakan ekspresi-ekspresi dalam logika formal untuk merepresentasikan
basis pengetahuan.
2.Representasi Prosedural
Menggambarkan
pengetahuan sebagai sekumpulan instruksi untuk memecahkan suatu masalah. Dalam
sistem yang berbasis aturan, aturan if-then
dapat ditafsirkan sebagai sebuah prosedur untuk mencapai tujuan pemecahan
masalah.
3.Representasi Network
Menyatakan
pengetahuan sebagai sebuah graf dimana simpul-simpulnya menggambarkan obyek
atau konsep dalam masalah yang
dihadapi, sedangkan lengkungannya menggambarkan hubungan antar mereka.
Contohnya adalah jaringan semantik.
4.Representasi Terstruktur
Memperluas
network dengan cara membuat setiap simpulnya menjadi sebuah struktur data
kompleks yang berisi tempat-tempat bernama slot dengan nilai-nilai tertentu.
Nilai-nilai ini dapat merupakan data numerik atau simbolik sederhana, pointer
ke bingkai (frame) lain, atau bahkan
merupakan prosedur untuk mengerja kan
tugas tertentu. Contoh : skrip (script),
bingkai (frame) dan obyek (object).
REPRESENTASI LOGIKA
Representasi
logika terdiri dari dua jenis yaitu Kalkulus
proposisional (Propositional logic) dan Kalkulus
predikatif (Predicate logic).
Kalkulus
Proposisional (Propositional Logic)
·
Proposisi adalah suatu
model untuk mendeklarasikan suatu fakta.
Lambang-lambang proposisional menunjukkan proposisi atau pernyataan tentang
segala sesuatu yang dapat benar atau salah.
Lambang-lambang
kalkulus proposisional :
1. Lambang pernyataan proposisional
P,Q,R,S,T,... (disebut sebagai atom-atom)
2. Lambang kebenaran
benar (True)
, salah (False)
3. Lambang penghubung
Ù (konjungsi), Ú (disjungsi), ~ (negasi),
® (implikasi), « (Bi-implikasi),
º (equivalen)
Berikut ini adalah tabel kebenaran (truth value) lambang penghubung :
P
|
Q
|
PÙQ |
PÚQ |
P®Q
|
P«Q |
T
|
T |
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
Equivalen
Suatu
kalimat (formula) P dianggap equivalen dengan formula Q jika dan hanya jika ‘truth value’ dari P sama dengan ‘truth value’ dari G untuk setiap
interpretasinya. (ditulis sbg. P º
Q)
Contoh:
P®Q
º
~PÚQ
P
|
Q
|
~P
|
P®Q
|
~PÚQ
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F |
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
·
Kalimat-kalimat atau
formula dalam kalkulus proposisional dibentuk dari lambang-lambang dasar
tersebut.
·
Nilai-nilai kebenaran
yang dikandung oleh kalimat-kalimat proposisional disebut interpretasi.
·
Secara formal,
interpretasi diartikan sebagai pemetaan dari lambang-lambang proposisional
menuju ke himpunan {T,F} yakni himpunan ‘benar-salah’.
·
Suatu formula (kalimat)
yang mempunyai n lambang (atom) yang berbeda, mempunyai 2n interpretasi.
·
Interpreatsi yang
menyebabkan suatu formula bernilai benar dikatakan satisfy the formula.
·
Suatu formula dikatakan tautology jika dan hanya jika
bernilai benar untuk setiap interpretasinya.
Contoh : ( A Ú
~A).
·
Suatu formula dikatakan inconsistency jika dan hanya jika
bernilai salah untuk setiap interpretasinya.
Contoh : (A Ù ~A).
·
Suatu formula dikatakan consistent jika tidak inconsistent. Dengan kata
lain, suatu formula yang consistent,
paling tidak ada satu interpretasi yang benar. Contoh (((B Ú
C) Ù
~C) Ú
D).
·
Jika suatu formla tautology maka consistent, tetapi tidak berlaku
sebaliknya.
·
Tautology
disebut juga valid formula
·
Inconsistency
disebut juga unsatisfiable formula
·
Consistency
disebut juga satisfiable
formula
Hukum yang berlaku untuk ekspresi
proposisional P,Q dan R adalah :
1.Hukum de Morgan : ~(PÚQ) º (~PÙ~Q)
2.Hukum de Morgan : ~(PÙQ) º (~PÚ~Q)
3.Hukum distributif :
PÚ(QÙR) º (PÚQ) Ù (PÚR)
4.Hukum distributif:
PÙ(QÚR) º (PÙQ) Ú(PÚR)
5.Hukum komutatif
: (PÙQ) º (QÙP)
6.Hukum komutatif
: (PÚQ) º (QÚP)
7.Hukum asosiatif :
((PÙQ) ÙR) º (PÙ (QÙR))
8.Hukum asosiatif :
((PÚQ) ÚR) º (PÚ (QÚR))
9.Hukum kontrapositif
:
(P®Q) º (Q® ~P)
Prosedur Pembuktian Teorema
·
Suatu formula G
dikatakan sebagai sebuah konsekuensi logis dari formula F1, F2, … , Fn jika dan
hanya jika setiap interpretasi yang memenuhi (F1ÙF2Ù
…ÙFn
) juga memenuhi G.
F1,
F2, … , Fn disebut premis
G disebut Goal dari
formula
·
Dengan kata lain,
formula G adalah konsekuensi logis dari premis F1, F2, … , Fn jika dan hanya
jika ((F1ÙF2Ù
… ÙFn)
à G) adalah Tautology.
·
Karena negasi dari suatu
Tautology adalah Inconsistency, maka ~((F1ÙF2
Ù
… ÙFn)
à G) adalah Inconsistency.
·
Kita tahu bahwa
~((F1ÙF2Ù
… ÙFn)àG)
º
~(~(F1ÙF2Ù
… ÙFn)
Ú G)
º
(F1ÙF2Ù
… ÙFn)
Ù~G)
·
Dua Metode Pembuktian
Teorema:
1.
Metode
Langsung (Direct Method) membuktikan
bahwa ((F1ÙF2Ù … ÙFn)
àG) adalah Tautology.
2. Metode
Refutasi membuktikan bahwa :
(F1ÙF2Ù…ÙFn)Ù~G) adalah
Inconsistency.
Contoh
soal:
Buktikan bahwa Q adalah konsekensi logis dari premis P dan (P à Q) !
Solusi:
1.
Metode Langsung,
membuktikan bahwa
((PÙ(P
à Q)
) à Q) adalah Tautology.
P
|
Q
|
PàQ
|
P Ù (PàQ)
|
(PÙ (PàQ)) àQ
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
2.
Metode Refutasi, membuktikan bahwa
(PÙ(PàQ)Ù~Q)
adalah Inconsistency.
P
|
Q
|
~Q
|
PàQ
|
PÙ(PàQ)
|
PÙ(PàQ)Ù~Q
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
Rules of Inference
(Aturan-aturan Inferensi)
·
Pendekatan lain untuk
membuktikan teorema yang menggunakan aturan/rule
(dinamakan Rules of inference),
adalah dengan cara mendeduksi konsekeunsi logis dari premis-premis yang
diketahui atau diberikan.
·
Beberapa contoh Rules of Inference adalah:
1. Introducing
Conjunction
If
F and G then (FÙG)
2. Eliminating
Conjunction
If
(FÙG
) then F
If
(FÙG)
then G
3. Introducing
Disjunction
If
F then (FÚG)
If
G then (FÚG)
4. Modus Ponens
If
F and (F à G) then G
5. Modus Tollens
If
~G and (F à G) then ~F
6. Chaining
If
(FàG) and (GàH)
then (FàH)
7. Equivalen
If
F and (F º
G) then G
If
G and (F º
G) then F
Contoh soal:
Bila diberikan premis-premis sebagai berikut:
(i)
John
awakens
(ii)
John
brings a mop
(iii)
Mother
is deligthed, if john awakens and cleans his room
(iv)
If
John brings a mop, then he cleans his room.
Buktikan
dengan Rules of Inference (deduksi),
dimana goal-nya adalah : Mother is deligthed !
Solusi :
Tuliskan premis tersebut sebagai simbol (atom):
A
= John awakens
B = John
brings a mop
C = John
cleans his room
D = Mother
is delighted
Goal
yang ingin dibuktikan adalah D
Tuliskan
premis tersebut sebagai formula:
(1)
A
(2)
B
(3)
AÙC
à D
(4)
B à
C
Deduksi
dengan Rules of Inference
(5) C (dng. Modus Ponens (2) dan (4))
(6) AÙC (dng. Intro.
Conjunction (1) dan (5))
(7) D (dng. Modus Ponens (3) dan (6))
JARINGAN SEMANTIK
ü Sering
disebut proportional net
ü Bentuk
dari pengetahuan deklaratif krn proporsi trb menunjukan fakta
ü Proporsi
selalu benar atau salah disebut juga “atomic”
ü Merupakan gambaran grafis yg menunjukkan hubungan antar
berbagai objek. Yaitu dlm bentuk “nodes” dan “arcs” yg
menghubungkannya
ü à
Nodes disebut juga dgn objek,
digunakan untuk menunjukkan objek phisik, konsep, situasi
ü
: Links atau edges atau arcs, untuk mengekspesikan suatu relasi
ü Contoh
route pesawat terbang (directed graph)
ü Disebut
juga associative nets, krn node
dihubungkan dg yang alin.
ü Bentuk
links IS-A, HAS-A,A-KIND-OF (AKO)
ü IS-A menunjukkan
hubungan kelas, pada gbr diatas menunjukkan “jarak dari”
ü HAS-A
digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik atau atribut objek noda.
ü AKO digunakan untuk menghubungkan satu jenis ke jenis yg
lain
ü Salah satu masalah pd jaringan semantik adalah tidak adanya standar definisi nama link
ü Object-attribute-value
triple (OAV) atau triplet
digunakan untuk memberi karakter semua pengetahuan dlm jaringan semantik
-
Object
dapat berupa fisik atau konsepsi
-
Attribute
adalah karakteristik dari object
-
Values adalah ukuran spesifik dari attribute dalam situasi tertentu.
Contoh: O-A-V
item
Object |
Attribute |
Values
|
Rumah |
Kamar
tidur
|
2,
3, 4 dst.
|
Rumah
|
Warna |
Putih,
Biru,dst.
|
Kamar
tidur
|
Ukuran |
2x3,
3x3, 3x4, dst
|
Diterima di universitas
|
Nilai ujian masuk
|
A,
B, C, atau D
|
Bahasa PROLOG
ü Model
: Pemrograman Logika
ü Jenis data : Simbolik dan numerik, predikat, list
Kalkulus
Predikatif
|
PROLOG
|
Arti
|
Ç
È
¬
+
|
,
;
:-
not
|
dan
atau
menyebabkan
tidak,bukan
|
ü Variabel dinyatakan sebagai string karakter alfanumerik
dimulai dengan huruf besar :
likes(X,ana)
ü Contoh
:
likes(doni,tina),likes(doni,ana)
likes(doni,ana) :- likes(doni,tina)
not(likes(tina,ana))
ü Contoh
:
Proposisi
: Mobil berada didalam garasi
Kalkulus predikat : didalam (mobil,garasi)
ü Contoh
lain :
1.
red is a color
2.
Tom is the father of
John
3.
Tom and Susan are the
parents of John
Jawab
:
1.
color (red)
2.
father_of (Tom,John)
parents (Tom,Susan<John)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar